Gambar 1. Ferret Albino (Quesenberry et al., 2021).
Ferret (Mustela putorius furo) berasal dari ordo Carnivora dan famili Mustelidae. Ferret telah didomestikasi sejak 2000 tahun yang lalu di wilayah Eropa Selatan. Pada masa awal-awal didomestikasi, ferret digunakan untuk memburu kelinci. Penggunaan ferret sebagai hewan pemburu menyebar hingga seluruh penjuru Eropa dan Asia. Dengan tubuhnya yang ramping dan cenderung fleksibel, pemburu akan memasukkan ferret ke lubang rumah kelinci, lalu menaruh jaring-jaring pada lubang di sisi lain, sehingga kelinci akan terjerat. Pada tahun 1281, penggunaan ferret sebagai hewan pemburu diatur oleh hukum Eropa. Berdasarkan peraturan tersebut, ferret hanya boleh dipelihara dan digunakan oleh golongan bangsawan atau kerajaan. Di abad ke-17, ferret dibawa oleh para pelaut ke benua Amerika dan Australia. Setelah hal tersebut, ferret mulai dipelihara sebagai hewan peliharaan, pembasmi rodensia serta kelinci pada perkebunan, dan digunakan sebagai hewan coba untuk penelitian di bidang biomedis (Washburn, 2018; Colby et al., 2020).
Gambar 2. Ferret Fitch (Quesenberry et al., 2021).
Ferret memiliki bobot rata-rata 0,5-2 kg dengan umur rata-rata 5-11 tahun. Ferret memiliki tubuh yang ramping dan memanjang. Ferret memiliki sepasang kelenjar anal yang digunakan untuk menandai teritori dan perlindungan diri. Ferret domestik terbagi menjadi dua jenis berdasarkan warna rambutnya, yaitu fitch dan albino. Ferret fitch memiliki warna rambut kecoklatan, sedangkan ferret albino memiliki ciri warna yang sama seperti hewan albino lain, yaitu rambut putih dan warna mata merah (Colby et al., 2020; Quesenberry et al., 2021).
Gambar 3. Kandang dan media enrichment untuk ferret (Colby et al., 2020).
Ferret merupakan hewan yang sangat aktif, ekstrovert, dan senang bermain. Perilaku unik ferret ialah Weasel War Dance, atau tarian yang dilakukan ferret saat merasa senang. Gerakan Weasel War Dance meliputi lompatan, berputar, dan berguling-guling. Ferret ialah hewan krepuskuler dan nokturnal, sehingga ferret menghabiskan 15-20 jam perhari untuk tidur. Akan tetapi, seiring seringnya ferret dipelihara, kebiasaannya akan berubah menjadi hewan diurnal dan tidur selama 12-16 jam. Dalam memelihara ferret, pastikan di tempat tinggal ferret diberikan tempat untuk burrowing atau nesting, karena ferret gemar menggali tanah untuk mengisolasi diri atau tidur. Lantai untuk kandang tidak boleh memiliki celah yang lebih besar dari 0,6 cm. Media enrichment yang dapat diberikan untuk ferret ialah terowongan buatan atau media yang berbentuk tabung, bahan yang dapat digigit, substrat beras atau kertas, serta kolam buatan (Colby et al., 2020; Quesenberry et al., 2021).
Ferret merupakan karnivora sejati sehingga sebagian besar kebutuhan nutrisi mereka berbasis daging (hewani). Pakan diet yang diberikan untuk ferret sangat disarankan untuk seminimal mungkin atau bahkan tidak mengandung buah-buahan, sayuran, pati, dan gula. Ferret tidak diciptakan untuk mencerna serat atau tanaman. Hal ini bisa dilihat dari usus besarnya yang pendek dan berbentuk tabung. Ferret juga diketahui tidak memiliki sekum. Apabila ferret terlalu banyak mengonsumsi serat maka akan menyebabkan kotorannya menjadi sangat licin dan berlendir. Pada umumnya ferret mulai mencium bau makanan mereka pada usia 6 bulan dan penciuman tersebut akan berkembang dengan sempurna pada usia 8 hingga 12 bulan. Semakin tua usia ferret, semakin kecil pula kemungkinan mereka dalam mengenali bau makanan baru yang enak. Pemberian minum untuk ferret secara ad libitum yakni tersedia setiap saat. Ferret yang beranjak dewasa tidak boleh diberikan susu karena mereka memiliki kadar toleransi laktase yang rendah sehingga akan sulit untuk mencernanya (Schilling, 2021).
Weasel War Dance
Ferret merupakan hewan yang sangat aktif, ekstrovert, dan senang bermain. Perilaku unik ferret ialah Weasel War Dance, atau tarian yang dilakukan ferret saat merasa senang. Gerakan Weasel War Dance meliputi lompatan, berputar, dan berguling-guling.
Referensi
Colby, L.A., Nowland, M.H., and Kennedy, L.H. 2020. Clinical Laboratory Animal Medicine: An Introduction. 5th Ed. Hoboken: Wiley-Blackwell.
Quesenberry, K.E., Orcutt, C.J., Mans, C., and Carpenter, J.W. 2021. Ferrets, Rabbits, and Rodents Clinical Medicine and Surgery. 4th ed. St. Louis: Elsevier.
Schilling, K. 2021. Ferrets for Dummies. 3rd Ed. Hoboken: John Wiley & Sons.
Washburn, S. 2018. Ferrets in History. Diakses pada 24 Juli 2024 dari https://www.ferret-world.com/ferrets-in-history/.
Comentarios